SEJARAH MENDU BERASAL DARI PULAU LAUT

Sejarah hikayat Dewa Mendu berawal dari Pulau Laut yang dimainkan dan dikembangkan oleh Orang Kaya Maddun. Karena kedudukan Orang kaya sangat kuat di Pulau Laut saat itu, maka permainan ini sangat cepat berkembang keseluruh pesisir pantai.
Permainan ini pada saat itu menggunakan syeh-syeh orang kayangan, dimana syeh-syeh tersebut dibangkitkan atau dipanggil oleh orang Kaya Maddun sebagai seorang bangsawan. Karena bermain dengan syeh atau orang halus maka orang-orang itu atau masyarakat sangat tertarik melihat dan mendengar alat musik dan nyanyian mendu tersebut. Sehingga mereka sanggup datang dari jauh, bahkan tidak pulang bila permainan belum selesai, walaupun permainan sampai larut malam dalam satu episode.Permainan Mendu sebenarnya di Mainkan oleh orang-orang banyak yaitu  berkisar 40 orang termasuk pemain musiknya berjumlah 5 orang dengan personil laki-laki semua. Sedangkan permainannya memakan waktu 7 malam. Dengan di buatkan panggung sederhana dari atap daun sagu dan batasan kiri dan kanannya terbuat dari daun kelapa, bunga daun gading dan daun pinang. Kesemuanya di hias di sekitar tempat bermain. Anyaman ketupat digantung pada setiap tempat. terutama tempat duduk Dewa Mendu berlandun memberi titah dan sebagainya.
Ketika zaman Hindia Belanda masih berkuasa, kesenian Mendu sering di pentaskan dan di pertandingkan antara Mendu Siantan, Mendu Bunguran (Natuna) , Mendu Tebang Ladan dan Mendu Jemaja yang di pusatkan di Tarempa ( Ibukota Kabupaten Anambas). Pada saat ini kesenian mendu terancam punah karena karena kesadaran generasi muda melestarikan budaya tersebut juga kian memudar, seiring maju dan berkembang peradaban serta teknologi. Hal ini terlihat dengan minimnya pertunjukan yang mempertontonkan Mendu. Selain itu kesenian Mendu juga pementasannya semakin berkurang, membuat orang Melayu sendiri pun kurang mengenalnya.
Cerita Mendu menurut yang tertulis dalam kamus WJS. Poerwadinata edisi tahun 1976 adalah semacam sandiwara yang mengisahkan tentang raja-raja di sebuah kerajaan Antapura, Langkadura dan Astasina. Teater tradisonal Mendu ini yang pemainnya dimainkan pada malam hari.